Komunikasi Suara & Data.
Jaringan Nirkabel.
Frekuensi radio
menunjuk ke spektrum elektromagnetik di mana gelombang elektromagnetik dapat
dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena. Di atas 300 ghz,
penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer bumi begitu besar sehingga
atmosfer secara efektif menjadi “opak” ke frekuensi lebih tinggi dari radiasi
elektromagnetik, sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut
jangka frekuensi infrared dan jendela optikal.
Band elf, slf,
ulf, dan vlf bertumpuk dengan spektrum af, sekitar 20–20,000 hz. Namun, suara
disalurkan oleh kompresi atmosferik dan pengembangan, dan bukan oleh energi
elektromagnetik. Penghubung listrik didesain untuk bekerja pada frekuensi radio
yang dikenal sebagai penghubung RF. Rf juga merupakan nama dari penghubung
audio/video standar, yang juga disebut bnc (bayonet neill-concelman).
Penggunaan
hubungan nir-kabel (wireless) sampai saat ini mengandalkan gelombang
elektromagnetik, baik berbentuk gelombang radio maupun cahaya. Di awal 1990an,
ketika teknologi nir-kabel masih belum terlalu berkembang, beberapa organisasi,
mulai dari bank sampai ke perguruan tinggi, sempat memanfaatkan modem optik
berbasis sinar laser untuk menghubungkan dua lokasi yang terpisah secara
line-of-sight. Jarak di antara kedua lokasi ini maksimal tidak lebih dari
beberapa ratus meter. Bandwidth yang dicapai bisa sampai 10 megabit per detik.
Gangguan terjadi bila hujan turun atau bila polusi debu demikian buruknya,
sehingga sinar laser terhalang jalannya.
Umumnya
teknologi ini digunakan untuk menghubungkan dua gedung tingkat tinggi yang
tidak terlalu jauh letaknya satu-sama-lainnya. Misalnya, antara gedung kedutaan
besar negara asing dengan kantor konsulatnya di seberang jalan thamrin di
jakarta. Jaraknya tidak sampai 50 meter dalam jangkauan pandang-langsung
(line-of-sight). Alternatip ini murah, aman dan cepat-pasang. Saat itu, tahun
1990an, perizinan tidak diperlukan, kecuali dari pemilik gedung. Masalah utama
yang dihadapi adalah pemeliharaan peralatan optik dan keterbatasan jarak
pemanfaatannya. Debu dan kotoran lainnya adalah musuh utama yang sering
mengotori lensa, apalagi di kawasan berpolusi tinggi seperti jalan thamrin.
Komunikasi data
melalui gelombang cahaya umumnya beralih dari transmisi di udara bebas ke
transmisi melalui serat optik. Penurunan harga kabel optik dan peralatan
terkaitnya sangat menolong peningkatan popularitasnya pada aplikasi-aplikasi
point-to-point yang memerlukan bandwidth tinggi dan jarak dari pendek sampai ke
jauh. Jarak-jangkau teknologi ini sudah semakin jauh dan pemanfaatannya sebagai
pengganti copper-links semakin populer. Dalam bentuknya yang kini tersedia,
teknologi nir-kabel telah semakin baik untuk penggunaan jarak-dekat. Mulai dari
bluetooth sampai ke WiFi, produk-produknya semakin membanjiri pasar. Bukan saja
penggunaannya menjadi semakin mudah, harga dan kapasitasnyapun semakin baik.
Bila teknologi kabel berkembang dari jarak dekat ke jauh, teknologi nir-kabel
berkembang dari jarak jauh ke dekat. Masalah pengelolaan dan penggunaannyapun
menjadi sangat sederhana, sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pelatihan
khusus. Ketersediaannya di pasar bebas juga semakin baik, dan dengan cepat
dipadukan dengan spektrum produk teknologi informasi dan komunikasi, mulai dari
PDA, laptop, sampai ke servers yang melayani kemudahan komputasi di
gedung-gedung perkantoran, hotel dan bahkan mal-mal perbelanjaan.
Di awal
kehidupan republik ini, frekuensi radio dikelola alokasi dan pemantauannya oleh
sebuah dewan komunikasi di tingkat nasional. Karena sejarah perjuangan
kemerdekaan kita, dewan ini berhulu di angkatan bersenjata dan mempunyai kaitan
erat dengan jawatan sandi yang mengatur transmisi dan penerimaan
gelombang-gelombang radio yang penuh rahasia dan karenanya tidak boleh diakses
oleh khalayak ramai. Cukup banyak yang perlu diatur: mulai dari alokasi
frekuensi bagi keperluan-keperluan tentara, industri penerbangan, industri
penyiaran, penelitian dan pengembangan, sampai kepada hobby, khususnya untuk mereka
yang suka nge-break. Termasuk alokasi call-sign bagi telekomunikasi, frekuensi
bagi piranti-piranti rumah-tangga yang antara lain mencakup microwave oven dan
remote control untuk televisi dan mobil. Belum lagi uplink dan downlink ke dan
dari satelit yang mengangkasa di atas bumi, hubungan ke dan dari kapal yang
sedang melaut, pesawat yang sedang terbang, mobil taksi yang sedang melaju dan
telepon selular yang dipakai secara mobile.
Pada dasarnya,
semakin tinggi frekuensi radio, semakin jauh juga daya pancarnya. Akibatnya,
frekuensi yang rendah umumnya digunakan untuk keperluan-keperluan berjarak
dekat, seperti misalnya pemakaian untuk rumah-tangga.
Frekuensi yang
tinggi umumnya digunakan untuk keperluan-keperluan berjarak jauh, sehingga
akibatnya cukup ramai dan penuh-sesak dengan pemakaian tentara, komersial,
akademis, dan hobby. Semakin tinggi peringkat industri sebuah negara, biasanya
semakin tinggi pula struktur mekanisme regulasi dalam jajaran pemerintah negara
tersebut. Di amerika misalnya, FCC (federal communications commission) adalah
sebuah badan independen yang merupakan otoritas pengaturan frekuensi radio yang
tertinggi. Ia lebih mirip dengan dewan komunikasi kita dulu. Sebagai badan, ia
bertanggung-jawab atas semua regulasi dan memegang kata-akhir dalam perizinan.
Di Indonesia,
fungsi ini pada hakekatnya dijalankan oleh sebuah direktorat dalam jajaran
direktorat jendral pos dan telekomunikasi. Ada beberapa untung dan ruginya
struktur regulator seperti ini. Segi positipnya antara lain adalah kesederhanaan
struktur, dan akibatnya beranggaran rendah, serta koordinasi yang pekat sekali
dengan otorita telekomunikasi. Sisi negatipnya antara lain adalah independensi
yang rendah sekali, kemampuan penelitian dan pengembangan substansi yang
terbatas, dan hubungan dengan industri yang tidak begitu leluasa. Keterbatasan
dalam berantarmuka dengan industri ini mengakibatkan tata-niaga yang kurang
leluasa untuk mendukung peningkatan mutu dan cakupan usaha. Yang sangat perlu
kita sadari adalah bahwa cakupan frekuensi radio sebagai komoditas dan peluang
usaha adalah demikian musykil dan lebar, sehingga perlu dikelola secara
sistemik dan utuh. Kaitannya dengan berbagai industri, termasuk antara lain
penyiaran, perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata, membuat frekuensi radio
dan pengaturannya menjadi teramat penting. Belum lagi sisi enforcement dari
regulasi ini akan memerlukan kerjasama dengan jajaran kepolisian dan peradilan.
Belum lagi bila ditinjau dari konvergensi industri yang menyangkut frekuensi
radio ini. Bersatunya penyiaran dan telematika dari sisi teknologi dan
tata-niaga belum diantisipasi dengan baik di negara kita. Keterbatasan yang
kemungkinan berasal dari koridor penalaran yang belum memadai ini, akan terus
dan bahkan mungkin semakin menghambat perkembangan kemampuan dan pemanfaatan
frekuensi radio di indonesia. Regulatory platform kita, yang diejawantahkan
dalam ruu penyiaran dan uu telekomunikasi, belum menunjukkan basis yang cukup
kuat untuk menunjang konvergensi tersebut. Di lain pihak, otonomi daerah akan
menambah kemusykilan yang dihadapi: berhakkah pemerintah daerah nantinya ikut
mengatur perizinan dan pungutan terkait untuk piranti dan kelengkapan transmisi
frekuensi radio yang berbasis di daerah masing-masing.
Teknologi
jaringan saat ini telah berkembang dengan pesat. Berbagai macam teknologi telah
di kembangkan untuk membantu manusia dalam berkomunikasi. Kalau pada era tahun
80-an teknologi jaringan komputer hanya mengandalkan teknologi jaringan
berbasis kabel. Saat ini kalau kita perhatikan mulai banyak perusahaan yang
mulai menerapkan teknologi tanpa kabel (wireless) atau yang biasa di sebut
dengan Wireless Fidelity (WiFi).
Jaringan Wireless LAN (WLAN/jaringan lokal tanpa kabel
)
Secara umum
terdapat 2 jenis konfigurasi untuk jaringan berbasis WLAN, yaitu:
·
Ad-hoc
Pada jaringan
ini, komunikasi antara satu perangkat komputer satu dengan yang lain dilakukan
secara spontan/ langsung tanpa melalui konfigurasi tertentu selama sinyal dari
access point dapat di terima dengan baik oleh perangkat-perangkat komputer di
dalam jaringan ini.
·
Berbasis
infrastruktur
Pada jaringan
ini, satu ata lebih access point (aps) menghubungkan jaringan WLAN melalui
jaringan berbasis kabel. Jadi pada jenis jaringan ini, untuk melayani perangkat
komputer di dalam jaringannya, maka access point memerlukan koneksi ke jaringan
berbasis kabel terlebih dahulu.
Standar 802.11
juga menentukan frekuensi yang dapat digunakan oleh jaringan WLAN. Misalnya
untuk industrial, scientific, dan medical (ISM) beroperasi pada frekuensi radio
2,4GHz. 802.11 juga menentukan tiga jenis transmisi pada lapisan fisik untuk
model open system interconnection (OSI), yaitu: direct-sequence spread spectrum
(DSSS), frequency-hopping spread spectrum (FHSS), dan infrared (IR).
Kita telah
mengetahui dan mengenal tentang local area network (LAN), dimana ia merupakan
jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang tersambung melalui
saluran fisik (kabel). Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan
untuk akses jaringan yang mobile (bergerak) yang tidak membutuhkan kabel
sebagai media tranmisinya, maka muncullah wireless local area network (Wireless
LAN/WLAN).
Jaringan lokal
tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa kabel dimana media
transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared (IR), untuk memberi
sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area disekitarnya. Area
jangkauannya dapat berjarak, misalkan dari ruangan kelas ke seluruh kampus atau
dari kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung. Peranti yang umumnya
digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC, laptop, PDA,
telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini memiliki kegunaan yang
sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa menggunakan telepon seluler
mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan laptopnya
bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, kereta api
dan tempat publik lainnya.
Spesifikasi
yang digunakan dalam WLAN adalah 802.11 dari IEEE dimana ini juga sering
disebut dengan WiFi (wireless fidelity) standar yang berhubungan dengan
kecepatan akses data. Ada beberapa jenis spesifikasi dari 802,11 yaitu 802.11b,
802.11g, 802.11a, dan 802.11n media transmisi WLAN ada 2 media transmisi yang
digunakan oleh jaringan lokal tanpa kabel ini yaitu :
1.Frekuensiradio(RF)
Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun tv, telepon cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS atau FH). DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode pseudonoise/PN dengan satuan chip). FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN).
Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun tv, telepon cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS atau FH). DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode pseudonoise/PN dengan satuan chip). FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN).
2.Infrared(IR)
Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control (untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim dan penerima IR menggunakan light emitting diode (LED) dan photo sensitive diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR memiliki tiga macam teknik, yaitu Directed Beam IR (DBIR), Diffused IR (DFIR) dan Quasi Diffused IR (QDIR).
Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control (untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim dan penerima IR menggunakan light emitting diode (LED) dan photo sensitive diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR memiliki tiga macam teknik, yaitu Directed Beam IR (DBIR), Diffused IR (DFIR) dan Quasi Diffused IR (QDIR).
1.DBIR
Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan. Keunggulannya adalah tidak memerlukan line of sight (los) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabelitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi.
Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan. Keunggulannya adalah tidak memerlukan line of sight (los) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabelitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi.
2.DBIR
Teknik ini menggunakan prinsip los, sehingga arah radiasinya harus diatur. Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus los.
Teknik ini menggunakan prinsip los, sehingga arah radiasinya harus diatur. Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus los.
3.QDIR
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul, sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul, sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).
WLAN dengan RF memiki beberapa topologi sebagai
berikut :
1.Tersentralisasi
Nama lainnya adalah star network atau hub based. Topologi ini terdiri dari server dan beberapa terminal pengguna, di mana komunikasi antara terminal harus melalui server terlebih dahulu. Keunggulannya adalah daerah cakupan luas, transmisi relatif efisien dan desain terminal pengguna cukup sederhana karena kerumitan ada pada server. Kelemahannya adalah delay-nya besar dan jika server rusak maka jaringan tidak dapat bekerja.
Nama lainnya adalah star network atau hub based. Topologi ini terdiri dari server dan beberapa terminal pengguna, di mana komunikasi antara terminal harus melalui server terlebih dahulu. Keunggulannya adalah daerah cakupan luas, transmisi relatif efisien dan desain terminal pengguna cukup sederhana karena kerumitan ada pada server. Kelemahannya adalah delay-nya besar dan jika server rusak maka jaringan tidak dapat bekerja.
2.
Terdistribusi
Dapat disebut
peer to peer, di mana semua terminal dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa
memerlukan pengontrol (servers). Di sini, server diperlukan untuk mengoneksi
WLAN ke lan lain. Topologi ini dapat mendukung operasi mobile dan merupakan
solusi ideal untuk jaringan Ad-hoc. Keunggulannya jika salah satu terminal
rusak maka jaringan tetap berfungsi, delay-nya kecil dan kompleksitas
perencanaan cukup minim. Kelemahannya adalah tidak memiliki unit pengontrol
jaringan (kontrol daya, akses dan timing).
3.JaringanSelular
Jaringan ini cocok untuk melayani daerah dengan cakupan luas dan operasi mobile. Jaringan ini memanfaatkan konsep microcell, teknik frequency reuse dan teknik handover. Keunggulannya adalah dapat menggabungkan
keunggulan dan menghapus kelemahan dari ke dua topologi di atas. Kelemahannya adalah memiliki kompleksitas perencanaan yang tinggi.
Jaringan ini cocok untuk melayani daerah dengan cakupan luas dan operasi mobile. Jaringan ini memanfaatkan konsep microcell, teknik frequency reuse dan teknik handover. Keunggulannya adalah dapat menggabungkan
keunggulan dan menghapus kelemahan dari ke dua topologi di atas. Kelemahannya adalah memiliki kompleksitas perencanaan yang tinggi.
Throughput
adalah ukuran beban dari sistem tersebut berupa presentase waktu yang
diperlukan dalam mengirim sejumlah pesan melewati sambungan komunikasi data.
Keluaran dari sistem harus setinggi mungkin agar pemakaian jalur dan terminal
yang sangat mahal dapat diperoleh secara maksimum. Terminal-terminal harus
dapat dioperasikan semudah mungkin untuk mengurangi faktor kesalahan manusia
dan juga mempertinggi kecepatan operasi.
Seperti halnya
dengan sistem jaringan komputer berkabel, throughput yang sebenarnya dalam
jaringan komputer nirkabel tergantung pada produk dan jenis set-up.
Faktor-faktor yang mempengaruhi throughput termasuk jumlah pengguna,
faktor-faktor yang mempengaruhi perambatan misalnya jarak dan multipath, tipe
jaringan komputer nirkabel yang digunakan, seperti latency dan bottleneck pada
bagian jaringan komputer berkabel. Rate data untuk kebanyakan jarinagn komputer
nirkabel komersial adalah sekitar 1.6Mbps. Para pengguna topologi ethernet
tradisional atau token ring biasanya merasakan sedikit perbedaan ketika
menggunakan jaringan komputer nirkabel. Jaringan komputer nirkabel menyediakan
throughput yang cukup untuk kebanyakan aplikasi jaringan komputer kantoran,
termasuk pertukaran electronic mail (e-mail), akses ke peralatan bersama,
misalkan printer, akses internet, dan akses untuk database dan aplikasi
multi-user. Sebagai perbandingan, jika sebuah modem terbaru dengan teknologi
V.90 mengirim dan menerima data pada data rate 56.6 Kbps, maka dalam hal
throughput sebuah jaringan komputer nirkabel beroperasi pada 1.6Mbps artinya
hampir tiga puluh kali lebih cepat.
Tautan: https://fidzonly.wordpress.com/tag/rf/.
---------------------------------------------
Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya
Pengertian Spektrum Frekuensi Radio dan Pengalokasiannya – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar adanya Radio FM, Radio AM, Frekuensi VHF Televisi maupun Frekuensi UHF Televisi. Jadi apa yang dimaksud dengan nama-nama tersebut dan apa yang membedakannya? Berikut ini adalah pembahasan singkat dari Spektrum Frekuensi Radio beserta pengalokasian Frekuensi berdasarkan penggunaanya.
Yang dimaksud dengan Gelombang Radio adalah Gelombang Elektromagnetik yang disebarkan melalui Antena. Gelombang Radio memiliki Frekuensi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyetelan Frekuensi tertentu yang cocok pada Radio Receiver (Penerima Radio) untuk mendapatkan sinyal tersebut. Frekuensi Radio (RF) berkisar diantara 3 kHz sampai 300 GHz.
Pada Aplikasinya, Siaran Radio dan Siaran Televisi yang kita nikmati saat ini berada pada pengalokasian kisaran Frekuensi seperti berikut ini :
- Radio AM (Amplitude Modulation) : 535 kHz – 1.7 MHz
- Short Wave Radio (Radio Gelombang Pendek) : 5.9 MHz – 26.1 MHz
- Radio CB (Citizen Band) : 26.96 MHz – 27.41 MHz
- Stasiun Televisi : 54 MHz – 88 MHz (kanal 2 ~ 6)
- Radio FM (Frequency Modulation) : 88 MHz – 108 MHz
- Stasiun Televisi : 174 MHz – 220 MHz (kanal 7 ~ 13)
Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan antariksa). Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio di Indonesia mengacu kepada alokasi frekuensi radio internasional untuk region 3 (wilayah 3) sesuai dengan peraturan Radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) atau Himpunan Telekomunisai Internasional. Penepatan Jalur atau Spektrum Frekuensi Radio yang menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan protokol demi keserasian antara pemancar dan penerima.
Tabel Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio
Berikut ini adalah Tabel lengkap Spektrum Frekuensi Radio Internasional yang ditetapkan berdasarkan penentuan penggunaanya.
Nama Band (Jalur) | Singkatan | Frekuensi | Panjang Gelombang | Penggunaan |
Tremendously low frequency | TLF | < 3Hz | >100.000 km | Natural Electromagnetic Noise |
Extremely Low Frequency | ELF | 3 – 30 Hz | 10.000 – 100.000 km | Submarines |
Super Low Frequency | SLF | 30 – 300 Hz | 1.000 – 10.000 km | Submarines |
Ultra Low Frequency | ULF | 300 – 3.000 Hz | 100 – 1.000 km | Submarines, mines |
Very Low Frequency | VLF | 3 – 30 kHz | 10 – 100 km | Navigation, time signal, Submarines, heart rate monitor |
Low Frequency | LF | 30–300 kHz | 1 – 10 km | Navigation, time signal, Radio AM (long wave), RFID |
Medium frequency | MF | 300 – 3.000 kHz | 100 – 1.000 m | Radio AM (medium wave) |
High Frequency | HF | 3 – 30 MHz | 10 – 100 m | Short wave Broadcast, RFID, radar, Marine and Mobile radio telephony |
Very High Frequency | VHF | 30 – 300 MHz | 1 – 10 m | Radio FM, Television, Mobile Communication, Weather Radio |
Ultra High Frequency | UHF | 300 – 3.000 MHz | 10 – 100 cm | Television, Microwave device / communications, mobile phones, wireless LAN, Bluetooth, GPS, FRS/GMRS |
Super High Frequency | SHF | 3 – 30 GHz | 1 – 10 cm | Microwave device / communications, wireless LAN, radars, Satellites, DBS |
Extremely High Frequency | EHF | 30 – 300 GHz | 1 – 10 mm | High Frequency Microwave, Radio relay, Microwave remote sensing |
Tremendously High Frequency | THF | 300 – 3.000 GHz | 0.1 – 1 mm | Terahertz Imagin, Molecular dynamics, spectroscopy, computing/communications, sub-mm remote sensing. |
Pengertian Singkat Radio AM dan Radio FM
Sebagai informasi tambahan, saat ini 2 jenis siaran Radio Komersial paling sering kita temui di perangkat penerima Radio adalah Radio AM dan Radio FM. Yang dimaksud dengan AM (Amplitude Modulation) adalah proses memodulasi sinyal Frekuensi Rendah pada gelombang Frekuensi tinggi dengan mengubah Amplitudo Gelombang Frekuensi Tinggi (Frekuensi pembawa) tanpa mengubah Frekuensinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan FM (Frequency Modulation) adalah proses mengirimkan sinyal Frekuensi rendah dengan cara memodulasi gelombang Frekuensi tinggi yang berfungsi sebagai gelombang pembawa. Jadi yang membedakan antara AM dan FM adalah proses yang digunakan dalam memodulasi Frekuensi tinggi sebagai Frekuensi pembawanya.
Dalam bahasa Indonesia, Amplitude Modulation (AM) disebut dengan Modulasi Amplitudo sedangkan Frequency Modulation (FM) disebut dengan Modulasi Frekuensi.
Comments
Post a Comment